STRATEGI PENGAJARAN SASTRA

  • muhamad Syarifudin Universitas Islam Syarif Kasim Riau
  • Nursalim Nursalim UIN Sultan syarif Kasim Riau

Abstract

Pada saat ini kondisi pembelajaran sastra di sekolah dasar masih  mengecewakan. Siswa di sekolah menganggap bahwa bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang mudah dan tidak perlu dipelajari secara serius. Hal inilah yang menyebabkan pelajaran sastra kurang diminati oleh siswa dan siswa lebih tertarik pada pelajaran yang mengarah ke olimpiade. Jika dilihat seksama  pembelajaran sastra menimbulkan dampak positif bagi siswa diantaranya dalam upaya pengembangan rasa, cipta, dan karsa.  Sebab, fungsi utama dari pembelajaran sastra adalah sebagai penghalus budi, dapat meningkatkan rasa kemanusiaan dan kepedulian sosial, menumbuhkembangkan apresiasi budaya, dan menyalurkan gagasan, ide, imajinasi dan ekspresi secara kreatif. Di sekolah saat ini porsi pelajaran bahasa lebih banyak jika dibandingkan dengan porsi pengajaran sastra. Pada umumnya porsi pelajaran sastra hanya berkisar 15% dari pelajaran bahasa Indonesia. Hal ini jelas akan menghambat keberhasilan pembelajaran sastra di sekolah. Strategi yang dibutuhkan untuk meningkatkan minat siswa dalam mempelajari sastra diantaranya diperlukan peran guru yang mempunyai pengetahuan sastra yang baik, seperti seorang sastrawan sehingga makna sastra itu dapat tersalurkan dengan baik kepada siswa. Selain itu, model pembelajaran konvensional harus ditinggalkan dan diganti dengan metode BKAS (Bimbingan Kritik dan Apresiasi Sastra) yang menggunakan jalur 5-M, yaitu menyimak, membaca, melisankan, menulis dan menjawab persoalan.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2019-11-12
How to Cite
Syarifudin, muhamad, & Nursalim, N. (2019). STRATEGI PENGAJARAN SASTRA. PENTAS : Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 5(2), 1-8. Retrieved from http://e-jurnal.unisda.ac.id/index.php/pentas/article/view/1540