Membangun Kerukunan Antar Umat Beragama : Belajar dari Desa Balun, Kabupaten Lamongan

  • Galang Setia Abadi Pegawai Kecamatan Kedung Adem, Kab. Bojonegoro
  • Asrofatul Azizah Pendamping Program Keluarga Harapan, Kabupaten Lamongan
Keywords: Local Wisdom, Tolerance, Balun

Abstract

Indonesian society has local cultures and traditions that are functionally able to maintain the environment situation in order to remain harmonious, both with fellow humans and the environment. These local traditions have important meanings and values, among others, as a reference for the behavior of the people in living their lives, including dealing with differences in interacting with other people with different cultures. These local traditions are actually the expression of local knowledge or local wisdom of a community in responding to their environmental situation. Balun Community Balun Village Balun District Lamongan Regency is able to maintain religious harmony, even though they have different religions. This is due to the existence of elements which become social glue in the form of local wisdoms that live in Balun society. Substantially, local wisdom is the values ​​that apply in a society. These values ​​are believed to be true and become a reference in the daily behavior of the local community. These local wisdom values ​​are seen as entities that determine dignity and human dignity in the community because it contains elements of creative intelligence and local knowledge from the elite and the community. Research conducted with this qualitative approach reveals local wisdom in the Balun community in maintaining harmony in the form of traditional expressions and festivity. The Balun community has a harmonious social outlook expressed through various traditional expressions such as the pillars of agawe santosa crah agawe bubrah.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Galang Setia Abadi, Pegawai Kecamatan Kedung Adem, Kab. Bojonegoro

Pegawai Kecamatan Kedung Adem, Kab. Bojonegoro

Asrofatul Azizah, Pendamping Program Keluarga Harapan, Kabupaten Lamongan

Pendamping Program Keluarga Harapan, Kabupaten Lamongan

References

Amirrachman, Alpha. 2017. Revitalisasi Kearifan Lokal: Studi Resolusi Konflik di Kalimantan Barat, Maluku dan Poso, Jakarta: ICIP dan European Commission (EC), 2007, www.lsaf.org/content/view/176/150/ diunduh
17 Juni 2017.
Geertz, Hildred. 1985. Keluarga Jawa. Jakarta: Grafiti Press.
Haba, John. 2007. Revitalisasi Kearifan Lokal: Studi Resolusi Konflik di Kalimantan Barat, Maluku, dan Poso. Jakarta: ICIP dan Eropean Commision.
Khalim, Samidi. 2009. Tradisi Lisan Masyarakat Jawa. Semarang: Prima Media Press,.
Marsh, David dan Gerry Stoker. 2002. Theory and Methods in Politial Science. Hampshire: Palgrave Macmilla.
Mulder, Niels. 1980. Kebatinan dan Hidup Sehari-hari Orang Jawa, Kelangsungan dan Perubahan Kulbalunl. Jakarta: Gramedia.
Nurhayati, Endang. 2012. “Nilai-Nilai Luhur dalam Ungkapan Jawa sebagai Fondamen Kehidupan Masyarakat Berbudaya”, makalah, Konggres Bahasa Jawa ke-5 dikutip dalam http://kidemang.com/kbj5 , diunduh 14 September 2017.
Rohimin, et.al,. 2009. Harmonisasi Agama dan Budaya di Indonesia. Jakarta: Balai Litbang Agama Jakarta.
Suseno, Franz Magnis dan Reksosusilo. 1983. Etika Jawa dalam Tantangan (Sebuah Bunga Rampai). Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Suseno, Franz Magnis. 2003. Etika Jawa, Sebuah Analisa Falsafi tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Widyastuti, Sri Harti. 2012. “Reaktualisasi Ungkapan Tradisional Jawa Sebagai Sumber Kearifan Lokal dalam Masyarakat untuk Penguat Kepribadian Bangsa”, makalah, Konggres Bahasa Jawa ke-5 dikutip dalam http://ki-demang.com/kbj5 , diunduh 14 September 2017.
Published
2020-08-03
How to Cite
Abadi, G., & Azizah, A. (2020). Membangun Kerukunan Antar Umat Beragama : Belajar dari Desa Balun, Kabupaten Lamongan. Madani Jurnal Politik Dan Sosial Kemasyarakatan, 12(2), 154 - 169. https://doi.org/https://doi.org/10.52166/madani.v12i2.2005
Section
Articles